Hiperlaktasi, perjalanan menyusui adik.
Halo moms, di cerita kali ini saya mau sharing pengalaman saya selama menyusui si adik. Pada awalnya saya cukup percaya diri, dengan berbekal pengalaman menyusui kakak sebelumnya, saya optimis perjalanan menyusui adik kali ini akan berjalan dengan baik. Tapi ternyata tidak seperti saat menyusui kakak, menyusui adik ternyata berbeda tantangannya.
Adik lahir dengan berat badan kurang, yaitu di 2,45 kg, kurang 0.5 kg lagi untuk berat badan ideal, namun dokter meyakinkan bahwa berat badan adik pasti bisa dinaikan setelah lahir. Tidak seperti saat melahirkan kakak yang tidak dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), saat adik lahir kemarin dokter melakukan IMD pada adik dan ternyata adik bergerak aktif untuk mencari puting mama untuk menyusu.
Ternyata memang IMD cukup efektif untuk menaikan minat menyusu adik, setelahnya adik menyusu dengan sangat aktif, bahkan 5hari setelah melahirkan saat check up ke dokter anak, bb (berat badan) adik naik signifikan ke 2.9 kg. Dokter awalnya tidak percaya karena biasanya bb bayi justru turun di awal kelahiran, namun setelah di cek kembali ternyata bb adik memang naik 500gram. Good Job adik!

Disaat yang sama saat dokter cek kondisi kesehatan adik, ditemukan kalau adik menunjukan ciri-ciri kuning sehingga harus dicek kadar bilirubin nya. Hasilnya bilirubin adik rendah dan harus disinar beberapa hari di NICU. Tentu saja mamak galau dan sedih ya, tapi untuk kebaikan adik mamak harus setrong agar adik juga ikut kuat.
Saat adik di NICU perawat meminta saya untuk membawakan ASIP (ASI Perah) setiap hari untuk perawat bantu berikan ke adik setiap hari juga, dan saya diminta untuk datang sehari sekali untuk menyusui adik agar produksi ASI tetap lancar. Demi memenuhi kebutuhan adik di NICU tentu saya rajin pompa ASI untuk disetorkan ke perawat, namun ternyata di NICU adik diberikan minum berdasarkan jam, dimana tidak seperti di rumah, kapan pun adik minta maka bisa langsung menyusui. Hasilnya, saat adik sudah bisa keluar dari NICU dan pulang ke rumah, ternyata stock ASIP adik masih cukup banyak di simpan oleh perawat yang akhirnya saya bawa pulang untuk disimpan di freezer juga.
Sesudah di rumah adik kembali ke kebiasaan menyusu setiap adik mau, tidak lagi menyusu berdasarkan jam seperti di RS. Saya pun melakukan DBF (direct breast feeding) atau menyusu langsung ke adik sehingga stock ASIP adik di kulkas tidak tersentuh, melihat hal ini ada sepupu saya yang juga baru melahirkan dan produksi ASI nya kurang minta bantuan untuk di share ASIP adik ke anaknya. Puji Tuhan anak nya mau dan kebutuhan ASI nya untuk sesaat terpenuhi. Saya senang karena ASIP adik tidak terbuang percuma, namun kebutuhan ASIP si keponakan ternyata masih belum cukup, jadi sambil DBF ke si adik saya juga tetap pompa ASI untuk bantu keponakan yang juga butuh ASI. Dan disinilah permasalahan hiperlaktasi dimulai.
Hiperlaktasi adalah kondisi dimana tubuh ibu menghasilkan lebih banyak ASI dibandingkan yang dibutuhkan oleh bayi. Awalnya saya sudah menduga akan terjadi produksi ASI yang cukup banyak karena memang pada prinsip nya, produksi ASI akan berbanding lurus dengan permintaan ASI nya, jadi semakin sering menyusu dan memompa maka semakin banyak produksi ASI nya. Saya melihat ini sebagai hal yang positif, yaitu si adik dan si keponakan dua-duanya tidak akan kekurangan ASI.
Namun efek samping negatif dari hiperlaktasi ini mulai muncul di adik, ciri-cirinya adalah:
1. Adik jadi lebih sering muntah susu
Sebelumnya saya pikir adik muntah karena sesudah menyusui saya tidak langsung menyendawakan adik, sehingga perut adik masih penuh gas dan ketika bergerak aktif gas tersebut mendorong ASI di perut adik keluar. Namun saya mulai merasa curiga saat adik muntah bahkan saat sedang menyusui.
2. Adik terlihat kepayahan saat menyusu
Dikarenakan jumlah ASI yang cukup banyak, saat adik menyusu aliran ASI menjadi deras dan adik seringkali kepayahan saat menyusu. Adik sering tiba2 melepaskan hisapan susu dan biasanya dibarengi dengan ASI yang mengucur keluar dengan deras.
3. Sesi menyusu menjadi lebih singkat
Dikarenakan aliran susu yang deras, membuat adik kepayahan saat menyusu dan lebih cepat menyudahi sesi menyusu. Jika normalnya 1 sesi menyusu sekitar 20-30 menit, maka adik hanya di sekitar 10-15 menit.
4. Berat badan adik tidak naik sesuai target KMS
Dalam setiap sesi menyusui, pada awal menyusui ASI yang keluar adalah foremilk baru kemudian pertengahan dan menjelang akhir menyusui baru keluar hindmilk. Keduanya penting diterima bayi karena asupan nutrisi dan tekstur yang berbeda namun sama-sama bermanfaat untuk bayi. Foremilk teksturnya lebih encer dan hindmilk teksturnya lebih kental sehingga kandungan lemak serta protein nya lebih tinggi. Sesi menyusu adik yang singkat cenderung membuat adik hanya mengkonsumsi foremilk, hal ini membuat bb adik tidak naik secara signifikan.
Saya kaget saat penimbangan rutin di posyandu bb adik tidak naik sesuai dengan target di KMS. Saya mencoba mencari tahu apa yang salah sehingga bb adik tidak naik sesuai target, dari kondisi kesehatan adik sampai jam tidur adik. Setelah saya observasi lebih dalam dan saya eliminasi satu per satu masalah yang mungkin jadi penyebab bb adik tidak naik maka saya sampai pada kesimpulan bahwa masalahnya adalah di hiperlaktasi.
Untuk memperbaiki kondisi ini saya mencoba melakukan beberapa hal dibawah ini:
- Karena kebetulan si keponakan sudah berusia 6 bulan saya dapat menghentikan support ASIP dan tidak lagi melakukan pompa ASI
- Saat payudara kencang namun adik sudah kenyang menyusu jangan di pompa, biasanya saya coba kompres hangat untuk mengurangi sakit dan membuat payudara lebih rileks
- Saat ASI keluar sendiri karena payudara yang penuh mom dapat menggunakan breast pad untuk menghindari pakaian menjadi basah, kembali jangan di pompa ya
- Jalin komunikasi lebih dalam dengan adik saat menyusu, jadi adik mau menyusu lebih lama dan sebisa mungkin buat adik menyusu hingga payudara kosong atau terasa kempis
- Menghentikan suplemen penambah ASI, cukup konsumsi makanan harian seperti biasa saja
Setelah saya lakukan beberapa hal diatas Puji Tuhan proses menyusu adik kembali menjadi normal, sesi menyusu adik lebih panjang, adik sudah tidak muntah susu lagi, dan bb adik naik sesuai target KMS ditambah bayar hutang bb sebelumnya.

Nah, sekian sharing dari saya mengenai pengalaman Hiperlaktasi saya selama perjalanan menyusui adik. Kalau teman cerita sendiri, apakah ada pengalaman menyusui yang menarik? Silahkan share di kolom komentar ya. Sampai ketemu di cerita berikutnya.
One Comment
Monn
Good job mama!